top of page

Content Creator Youtube Usia Dini: Baik atau Buruk?

Updated: Dec 9, 2018



Media sosial menjadi suatu hal yang sudah melekat di kehidupan saat ini terutama generasi Z dan Alpha yang dikatakan bahwa generasi tersebut adalah generasi melek gadget. Dalam perkembangan teknologi yang ada semua orang bisa mengakses media sosial di dalam layar gawainya, New Media atau biasa disebut media sosial merupakan media yang menawarkan digitisation, conver-gence, interactiviy, dan development of network terkait pembuatan pesan dan penyampaian pesannya. Kemampuanya menawarkan interaktifitas ini memungkinkan pengguna dari new me-dia memiliki pilihan informasi apa yang dikonsumsi, sekaligus mengendalikan keluaran informasi yang dihasilkan serta melakukan pilihan-pilihan yang diinginkannya. Kemampuan menawarkan suatu interactivity inilah yang merupakan konsep sentral dari pemahaman tentang new media. (Flew, 2002: 11-22).

Banyak sekali bermunculan asumsi-asumsi buruk terhadap Content Creator muda dibawah 17 tahun atau penggunaan Youtube untuk anak dibawah 17 tahun dikarenakan banyak sekali yang beranggapan bahwa umur segitu adalah waktu mereka untuk mencari jati diri mereka, dan di umur segitu mereka sedang membuka pemikiran mereka untuk mencoba (Experiment) sesuatu hal yang baru. Banyak Orang tua atau dewasa lainnya yang merasa khawatir apabila mereka menggunakan media sosial Youtube sebagai tontonan sehari-hari mereka, atau banyak sekali orang dewasa yang menggunakan media sosial juga atau biasa dibilang dengan Netizen mereka bukan mendukung anak generasi muda dibawahnya untuk membuat video di Youtubenya agar mencoba berani dan memperkembangkan softskill mereka tapi mereka hanya menjatuhkan mereka dengan komentar negatif di komentar youtubenya, lalu dengan begini apakah generasi muda dibawah kita terutama 17 tahun kebawah akan mau terus berkarya dan mencoba speak up? Dan bagaimana peran kita sebagai orang dewasa untuk membantu memperkembangkan keberanian dan kreatifitas mereka terutama dibidang teknologi yaitu (Media Sosial) Youtube?


Youtube Dikalangan Anak Muda Dibawah 17 Tahun




Seiring perkembangan zaman, internet dan teknologi dapat digunakan oleh semua kalangan dan beragam latar belakang. Salah satunya generasi muda yang berada dibawah 17 tahun. Awal abad XXI, media sosial YouTube hadir dan berkembang di Indonesia. Hal ini ditandai dengan mulai banyak bermunculan content creator atau yang biasa disebut YouTuber. Kehadiran YouTube di Indonesia bagaikan dua sisi mata uang, satu sisi memberi dampak positif, namun di sisi lain juga dapat memberi dampak negatif. Akses terhadap media telah menjadi salah satu kebutuhan primer dari setiap orang. Itu dikarenakan adanya kebutuhan akan informasi, hiburan, pendidikan, dan akses pengetahuan dari belahan bumi yang berbeda. Thomas L. Friedman (2007) mengutarakan the world is flat bahwa dunia semakin rata dan setiap orang bisa mengakses apa pun dari sumber mana pun. Selain itu, sebagaimana diulas Richard Hunter (2002).


Gadget memiliki manfaat terhadap tumbuh kembang anak usia dini, yang petama Pertama, menambah pengetahuan anak usia dini. Di dalam gadget, terdapat banyak aplikasi edukatif yang disediakan untuk anak-anak dan dapat melatih proses perkembangan otak dan membantu proses pembelajaran anak usia dini. Dengan menggunakan gadget yang berteknologi canggih, anak-anak juga dapat mengakses fitur-fitur permainan yang dapat mendukung aspek-aspek perkembangannya. Kedua, memperluas jaringan persahabatan anak usia dini. Melalui gadget anak usia dini dapat memperluas jaringan persahabatan mereka karena dapat dengan mudah dan cepat bergabung ke sosial media yang telah disediakan (Nurrachmawati, 2014).


Mereka dapat dengan mudah untuk berbagi bersama teman mereka. Ketiga, mempermudah komunikasi anak usia dini. Gadget merupakan salah satu alat yang memiliki tekonologi canggih. Semua orang dengan mudah dapat berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh penjuru dunia menggunakan gadget . Anak usia dini pun perlu diajarkan untuk berkomunikasi, tidak menutup kemungkinan jika ada sesuatu hal yang penting maka anak usia dini dapat menghubungi orang tua mereka atau siapapun melalui gadget (Nurrachmawati, 2014).


Youtube bisa menjadi negatif apabila anak dibawah 17 tahun atau anak usia dini tersebut mencoba membuka beragam video sesukanya tanpa ada pantauan orang dewasa atau orang tua untuk mendampingi dan mencoba membantu mereka untuk menonton video yang sesuai dengan umurnya, oleh karena itu banyak anak muda yang sudah melakukan ‘pelanggaran’ dibawah umur karena mereka menonton video dari Youtube tersebut. Namun, youtube bisa menjadi hal yang positif atau bermanfaat ketika mereka bisa menonton didampingi orang dewasa atau orang tua untuk merekomendasi video untuknya dan mencoba menjelaskan suatu hal yang sebelumnya mereka tidak tahu didalam video tersebut agar karakter mereka berkembang dan bisa menjadi berani untuk berkreasi dan mengasah softskill dalam dirinya seperti mereka bisa membuat video apapun jenisnya mungkin Review barang seperti mainan, video bermain slime (salah satu mainan saat ini), atau apapun itu dan di sebarkan di Youtube agar anak muda yang seumur dengan dia ikut bekarya dan mencoba mengasah kreatifitas dan softskill nya juga. dengan video YouTube dapat digunakan sebagai sarana optimalisasi bagi perkembangan kognitif anak usia dini.


Perspektif dan Asumsi Orang-Orang Dewasa Mengenai Youtube untuk Anak Muda Dibawah 17 tahun



Sebuah penelitian baru saja dikeluarkan American Association of Pediatrics (AAP). Penelitian ini mengambil tajuk “Penggunaan Media Menjadi Dominan Dalam Kehidupan Anak-Anak Zaman Sekarang”. Media yang paling umum digunakan anak adalah gadget, jumlah anak-anak yang menggunakan gadget meningkat hampir dua kali lipat (dari 38 persen menjari 72 persen), dan semakin banyak bayi yang berusia 1 tahun (id.ParentsIndonesia.com, 2013).

Penggunaan gadget dikalangan anak usia dini menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan, dari fakta di atas terlihat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan signifikan. Tentu ini menjadi masalah besar bagi negara kita selanjutnya. Anak-anak biasa mendapatkan gadget canggih dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua sengaja memberikan gadget canggih kepada anaknya dengan tujuan, seperti contohnya untuk bermain games pada fitur-fitur yang telah disediakan pada gadget tersebut dibandingkan orang dewasa anak-anak lebih cepat untuk menguasai gadget. Bahkan, orang tua mereka belum tentu bisa mengoperasikan gadget yang dimilikinya (Ismanto dan Onibala, 2015). Oleh Karena itu Youtube merilis Youtube di Indonesia pada tahun 2015, aplikasi Youtube Kids bisa diunduh pengguna Android dan iOS di Tanah Air pada 6 September 2018. Menurut Don Anderson Head of Kids and Learning Partnership, Youtube Asia Pasific Berbeda dengan YouTube biasa, YouTube Kids memberikan akses kepada orangtua untuk mengontrol tontonan putra-putrinya yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman edukasi. " Ada beberapa fitur khusus yang bisa dinikmati. Seperti desain yang cerah khas anak-anak untuk memudahkan menemukan Nuara TV atau video terbaru di Kids TV Indonesia. (teknokompas.co.id)


Youtube dikenal oleh anak muda ketika mereka diberikan fasilitas teknologi seperti komputer, gawai, dan lainnya yang memudahkan sang pengguna menggunakan beragam aplikasi didalam satu benda tersebut. Ada beberapa orang tua yang membebaskan anaknya untuk memakai gawai atau tab/pad untuk membuka aplikasi yang mungkin seharusnya didampingi oleh orang tuanya. Youtube adalah aplikasi yang memiliki berbagai fitur seperti streaming, share video, dan edit video. Ketika kita membuka aplikasi tersebut, maka terdapat beragam rekomendasi video yang secara acak diperlihatkan, ada beberapa video yang sebenernya bukan untuk anak dibawah 17 tahun dan ada video untuk 17 tahun kebawah, tetapi aplikasi ini tidak membatasi penggunanya untuk membuka beragam video sesuka pengguna. Anak dibawah 17 tahun adalah anak yang mencoba membuka pemikirannya untuk hal-hal baru oleh karena itu ada beberapa hal yang memang seharusnya dibatasi oleh orang dewasa atau orang tua.


Banyak sekali anak muda usia dini yang mencoba memberanikan diri untuk berbicara didepan kamera untuk belajar komunikasi dan memperkembangkan kreativitas atau keahlian yang mereka punya lalu menyebarkan ke dalam Youtube, dari sini kita dapat melihat bahwa Youtube dan perkembangan aplikasi didalam teknologinya tidak selalu berdampak negatif, tetapi supportive atau dukungan yang didapati anak muda yang berusia dini sangat sedikit. Mereka orang dewasa sebagai generasi penerus diatasnya, hanya menjelek-jelekkan dan menyarankan mereka untuk tidak membuat video yang menurut mereka ‘sampah’ dan tidak seharusnya ada di Youtube, dan ada banyak orang tua yang terlarut dalam omongan media yang banyak mengatakan media sosial sangat buruk untuk anak dan bisa mengubah karakter anak menjadi buruk


Content Creator Youtube muda




Ada beragam Creator Youtube muda di Indonesia. Seperti salah satu contohnya Yosafat HD, dalam channel Youtubenya dia membagikan video tutorial seperti cara meng-edit video dengan aplikasi seperti Adobe Premier Pro membuat Question and Answer atau bahkan dia juga membuat review barang seperti kamera terbaru yang bisa dia dapatkan dari hasil dia Youtube, di dalam videonya ada banyak sekali komentar negatif yang saya lihat seperti menyuruh dia untuk menutup channel dan mengatakan bahwa video dia tidak layak untuk ditonton. Namun menurut saya, video tersebut sangat bagus dikarenakan anak dibawah 17 tahun sudah bisa berani untuk membuat video dan memberikan beragam tutorial yang mungkin anak dewasa saat ini juga membutuhkan itu, dan itu sangat membantu, lalu ada Michael Marcell dengan beragam Review pomade kesukaannya dan membagikan pendapat dia mengenai pomade tersebut lalu menyebar luaskan videonya. Ketika saya melihat videonya, menurut saya dia bukanlah anak muda yang membuat video kurang bermanfaat. Tetapi ini sangat bermanfaat terutama untuk pecinta pomade seperti dirinya dan Michael sendiri juga menjelaskan apakah pomade ini bagus untuk tipe rambut seperti apa dan lainnya. Namun didalam video tersebut juga banyak komentar yang kurang mendukung dia seperti “yah tutup channel ajah” mungkin dia mencoba untuk tidak memperdulikan itu dan terus mengikuti passion dia dalam bidang Creator tersebut.


Dan mungkin masih banyak lagi, disini mereka hanya ingin mengembangkan bakat dan softskill mereka ke dunia luar (media sosial) agar semua orang bisa dibantu oleh video mereka. Tetapi orang dewasa sendiri kurang memperhatikan tujuan video tersebut. Mereka hanya mengkomentari resolusi videonya dan fisik dari anak tersebut. Ini bisa menjadi contoh bahwa kita generasi Indonesia harus terus mendukung satu sama lain dalam bidang apapun terutama di bidang Content Creator Youtube. Peran orang dewasa bukan untuk menjatuhkan mereka dan membuang mimpi mereka untuk berkreasi di Youtube tetapi membimbing mereka dan mendukung mereka untuk berkreasi dan mengembangkan softskill mereka di Youtube. Sayangnya, saat ini sangat kurang saya dapati di Youtube.

Menurut saya buruk atau tidaknya teknologi media sosial itu tergantung kepada bagaimana sang pengguna menggunakannya.


Untuk anak dibawah 17 tahun tersebut bisa menggunakan media sosial dengan baik asalkan mereka juga didampingi oleh orang dewasa didalamnya dan mencari materi-materi yang menjadi pembelajaran mereka atau materi-materi yang mereka sukai dan dukungan positif untuk mengajak anak muda dibawah kita membuat video atau content di Youtube itu sangat penting karena dengan begitu akan banyak anak muda yang berani berbicara dan terlatih komunikasinya dan belajar lagi untuk mencoba berkreasi di dalam video yang dia buat atau bisa menjadi pembelajaran lebih agar softskill mereka bisa hidup dan mungkin dengan generasi muda dibawah 17 tahun tersebut bisa berbagi keahliannya ke semua orang yang mungkin lebih tua dari mereka. Youtube bisa menjadi sarana generasi muda dibawah 17 tahun untuk mencoba berani dan berkreasi sesuka mereka dengan membuat channel Youtube mereka dan dengan dukungan yang positif menurut saya generasi muda dibawah kita bisa menjadi generasi yang pintar teknologi dan tidak mudah untuk dibodohi oleh orang luar. Semua orang yang berkreasi di Youtube mereka mengawali semuanya dari nol dan tidak langsung instan bisa membuat video layaknya Film Hollywood.


Referensi


Erwin Parengkuan, B. T. (2014). Personal Brand-Inc. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kaonang, G. (2015, 02 23). Google Luncurkan Aplikasi Youtube Kids Untuk Anak Anak. Retrieved from https://dailysocial.id/post/google-luncurkan-aplikasi-youtube-kids-untuk-anak-anak

Nurrachmawati. (2014). Jurnal Pengaruh System Operasi Mobile Android Pada Anak Usia Dini. Pengaruh Sistem Operasi Mobile Android Pada Anak Usia Dini.

Nur Kholisoh, D. E. (2017). Media Sosial Youtube sebagai Sarana Membentuk Citra Diri. Konferensi Nasional Komunitas. 1. Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.

Syafruddin Ritonga, W. A. (2012). Pengaruh Media Komunikasi Internet Terhadap Pola Perilaku Anak Dibawah 17 Tahun. Jurnal Ilmu Sosial FISIPOL UMA.

Warisyah, Y. (2015, November). Pentingnya Pendampingan Diologis Orangtua Dalam Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional.

Youtube. (n.d.). Retrieved from https://www.youtube.com/yt/kids/

Yudi Ismanto, F. O. (2015). Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi Siswa di SMA NEGERI 9 Manado. Ejournal Keperawatan, 3, 2.

28 views0 comments

Comments


bottom of page