top of page

Fenomena Musik Indie di Kalangan Remaja

Updated: Dec 26, 2018

Di era milenial ini, banyak para remaja khususnya pelajar di sekitar saya—pelajar kota Yogyakarta—mulai menjadikan musik kedalam salah satu rutinitas mereka sehari-hari. Ada beberapa aliran musik yang cukup populer di kalangan para remaja yaitu musik jazz, blues, hiphop, pop, rock dan sebagainya. Tentu saja setiap orang memiliki selera masing-masing dalam memilih jenis musik yang hendak mereka pilih untuk didengarkan. Walaupun tidak semua memahami jenis-jenis musik yang ada, namun setidaknya setiap orang memiliki lagu yang memberikan cerita atau sebuah kenangan tersendiri ketika mereka mendengarkannya.


Kemudian, saya tertarik untuk mencari tahu bagaimana selera musik teman-teman yang berada di sekitar saya dan hasilnya sebagian besar dari mereka menjawab musik indie. Sebutan musik indie di kalangan masyarakat membuat saya ingin mencari tahu lebih lanjut, apakah yang dimaksud dengan musik indie? Dan kenapa musik indie digemari? Musik memang memiliki cakupan yang sangat luas dan beberapa aspek yang dapat dibahas, namun saat ini saya ingin terfokus pada sebutan musik indie yang terdapat di cakupan masyarakat saat ini khususnya bagi kalangan remaja.


Apa itu Musik Indie


Musik indie sejatinya bukanlah sebuah jenis aliran musik, melainakan adalah sebuah ‘gerakan’ musik yang terbebas dan terlepas dari label musik. Indie sendiri berasal dari kata independen yang bermakna berdiri sendiri tanpa adanya naungan label musik. Musik-musik indie menurut pengamatan saya memiliki nilai kreativitas yang cenderung lebih tinggi dari pada musik yang bergantung pada label musik pada umumnya.


Adapun pendapat dari Avicena Habibie (21), salah satu personil band indie “Illona And The Soul Project (Illona ATSP)”. Menurutnya, musik indie memiliki keleluasaan dalam berkarya. “Adanya kreativitas yang tanpa batas, sehingga para pencipta musik dapat mengekspresikan apa yang mereka rasakan melalui media penciptaan musik. Tanpa adanya intervensi yang berasal dari label musik, yang cenderung menentukan atau mengatur adanya target untuk para penulis musik dan cenderung menyulitkan,” ungkapnya.


Namun tentu saja disamping adanya kemudahan—tanpa adanya tekanan dari sebuah label musik—terdapat kesulitan-kesulitan dalam pengembangan musik indie dalam proses publishing atau penyebaran hasil karya mereka. Hal ini menjadi salah satu kendala untuk musik indie agar sampai ke telinga masyarakat dan dapat dengan cepat didengarkan oleh kalangan luas. Untuk mengatasi hal tersebut, musik indie dapat menyebarkarkan hasil karya mereka melalui lingkup pertemanan dan keluarga yang tentu saja mempermudah penyebaran hasil karya dari penggiat musik itu sendiri.


Saat ini, musik sudah menjadi salah satu lifestyle bagi sebagian orang. Adanya musik indie yang tidak berada dibawah naungan label musik, yang memiliki beragam aturan atau bahkan agenda, musik indie cenderung memiliki keleluasaan dalam menyelenggarakan sebuah konser musik yang dikehendaki. Lifestyle yang dimaksud adalah bagaimana para remaja memaknai indie menjadi salah satu acuan yang “keren” dan selalu berhubungan dengan senja, kopi, dan hujan. Dewasa ini, para remaja yang sudah cukup memahami bagaimana warna warni musik, memang kerap mengunjungi berbagai macam gigs music yang diselenggarakan oleh acara-acara dengan menyajikan berbagai kelompok musik. Konser yang mengundang berbagai kelompok musik indie tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan remaja. Selain selera musik dan keunikan yang terdapat dari musik indie, tidak jarang bahwa para remaja atau para penikmat musik ini hanya sekedar untuk meningkatkan derajat sosial mereka atau ingin disebut ‘keren’. Dalam arti, mereka hanya mengikuti apa yang sedang naik daun dan tidak begitu memahami kelompok musik tersebut.


Kebiasaan ini mungkin cukup sering dijumpai di kalangan para remaja untuk dapat ikut serta dalam sosialisasi di sebuah kelompok tertentu. Dengan adanya kebiasaan ini, tentu menjadikan adanya pergeseran makna mengenai musik indie yang hanya untuk sebuah ‘gaya’. Sebenarnya tidak ada yang salah mengenai hal tersebut, namun alangkah lebih baik jika dapat memaknai apa yang sesungguhnya terdapat dari musisi dari musik indie tersebut untuk dapat memberikan apresiasi seni terhadap para penggiat musik.


Bagaimana Musisi Indie Berkarya


Musik indie memang memiliki banyak penggemar yang berasal dari kalangan para remaja. Hal ini tentu dapat dikaitkan dengan bagaimana cara berpikir para remaja dalam mengkritisi sebuah permasalahan-permasalahan sosial-politik yang sedang terjadi di masyarakat. Para penggiat musik yang sebagian besar masih berasal dari kalangan remaja, tentu dapat ikut mewakili dari apa yang ingin disampaikan oleh kelompok tertentu untuk mengutarakan hal tersebut. Kemudian menurut saya, musik indie memiliki keunikan tersendiri dalam hal menyampaikan karya. Bisa dari segi musik, lirik, atau bahkan secara segi visualnya. Dikarenakan bersifat independen, maka penulis lagu dengan bebas dapat berkarya dengan mengkaitkan isu-isu yang bersifat sosial-politik. Hal ini tidak lepas dari salah satu cara untuk berpendapat tentang fenomena yang sedang terjadi.


Berbeda dengan adanya keterikatan dengan label musik—yang cenderung memiliki karakteristik mengikuti tren pasar ataupun kemauan masyarakat secara luas—musik indie lebih cenderung pada menciptakan lagu dengan tema ‘sesuka mereka’. Dengan adanya hal tersebut, lagu-lagu indie seringkali dikategorikan unik dan berbeda dengan lagu-lagu pada umumnya. Kreativitas dari para penggiat musik tersebut tentu memiliki makna dan tujuan tertentu, mengingat bahwa lirik yang dibawakan merupakan hal tersirat dengan adanya sebuah pesan yang ingin disampaikan terhadap para pendengar—yang tentu dapat mewakili perasaan dari berbagai lapisan masyarakat.


Kebebasan dalam menciptakan karya seni tentu menjadi salah satu alasan bagi para seniman untuk dapat mengekspresikan ‘kegelisahan’ yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Menurut saya, seniman saat ini sudah cukup mendapat ‘tempat’ tersendiri di masyarakat. Mengingat bahwa sebagian orang memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang memiliki keunikan tersendiri dan dapat dikatakan sesuatu yang tidak mainstream. Sehingga tidak heran jika semakin banyak peminat dari musik indie yang semakin bertambah seiring dengan berkembangnya musik ini.


Band Indie Dengan Gaya dan Ciri Khasnya


Musik indie adalah bentuk kemandirian para penggiat musik yang dapat melakukan segala prosesi musik dari memproduksi hingga mendistribusikan karya mereka secara bebas, dan tentu saja secara mandiri. Dengan demikian, kita dapat melihat bagaimana contoh-contoh seniman yang sudah mulai digandrungi para kaum remaja melalui hasil karya mereka. Beberapa penggiat musik yang menurut saya cukup menarik dan mulai dikagumi karyanya oleh masyarakat yaitu, Jason Ranti, Efek Rumah Kaca, Polka Wars, Merah Bercerita, Kelompok Penerbang Roket dan berbagai seniman lain yang tentu tidak dapat saya sebutkan satu persatu.


Dari beberapa seniman yang sudah saya sebutkan, tentu saja memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri. Mengingat bahwa musik indie hanya sebutan bagi karya yang diciptakan secara mandiri, bukan sebuah aliran musik atau genre. Kemudian saya akan sedikit menyinggung beberapa kasus yang sejenak terlupakan dan kemudian diangkat menjadi sebuah lagu oleh beberapa seniman musik indie. Fajar Merah merupakan vokalis dari Merah Bercerita yang membawakan salah satu lagunya yang berjudul “Bunga dan Tembok”. Menurut pendapat saya, Fajar Merah mencoba untuk membangkitkan semangat ayahnya, Wiji Thukul, melalui lagu yang ia bawakan. Melalui lagu tersebut, dapat kita lihat bahwa pesan yang dibawa yaitu mengenai kaum tertindas dari korban para oknum kaum elit dengan melakukan berbagai tindakan tanpa memperhatikan rakyat ‘kecil’.


Selain itu, adapun band bernama Efek Rumah Kaca juga memiliki lagu dengan mengangkat beberapa kasus yang terlupakan atau bahkan sengaja dilupakan. Kasus tersebut adalah kasus hilangnya Munir Said Thalib, yang memperjuangkan masalah-masalah HAM. Lagu berjudul “Di Udara” merupakan salah satu lagu yang menceritakan mengenai keberanian sosok Munir. Tidak hanya Efek Rumah Kaca saja, namun band bernama Polka Wars dengan lagu berjudul “Rekam Jejak” juga memberikan pesan bagaimana perjuangan seseorang dalam mencari kebenaran dengan penuh susah payah.


Namun tidak semua lagu-lagu dari musik indie mengangkat persoalan sosial-politik yang terjadi di negeri ini, tetapi juga banyak kelompok musik yang memiliki beberapa lagu mengenai percintaan yang kerap terjadi di kalangan remaja. Band asal Yogyakarta bernama Illona And The Soul Project atau biasa disebut Illona ATSP kerap membawakan lagu-lagu cinta dalam konsernya. Hal ini memberikan bukti bahwa musik indie tidak selalu berkaitan dengan perjuangan kemanusiaan atau bahkan yang berkaitan dengan kasus-kasus di dalam negeri ini. Namun memang musik indie memiliki jenis lagu yang sangat luas karena adanya kreativitas dari para penggiat musik yang tanpa batas, sehingga dapat menambah keberagaman jenis musik atau aliran musik. Beberapa juga terdapat kelompok musik atau band yang membawakan lagu dengan bahasa yang sangat puitis dengan diiringi alunan gitar akustik. Band bernama Banda Neira—kini sudah tinggal nama—kerap membawakan lagu-lagu yang memiliki makna tersirat dan tentu termasuk kedalam musik yang unik dan digemari banyak orang. Walaupun Banda Neira ini sudah tidak ada lagi, namun karya-karyanya masih tetap dicintai oleh beberapa kalangan masyarakat.


Tidak ketinggalan pula terdapat kontribusi dari beberapa orang diluar profesi sebagai penggiat musik. Contohnya adalah Najwa Shihab, seorang jurnalis terkenal yang ikut berkontribusi dalam penulisan lagu bersama Efek Rumah Kaca. Mereka menciptakan lagu yang berjudulkan “Seperti Rahim Ibu”. Lagu ini diciptakan bersamaan dengan adanya kasus dari seorang penyidik KPK yang bernama Novel Baswedan. Kasus ini memang menarik perhatian masyarakat luas karena adanya ketidakadilan yang terjadi. Ketidaktuntasan oknum yang berwajib dalam menuntaskan permasalahan ini membuat jurnalis, Najwa Shihab, ikut tertarik untuk mengusut permasalahan yang sedang terjadi. Dalam kasus ini menunjukkan bahwa, sebuah lagu dapat berpengaruh terhadap dukungan untuk seseorang. Selain itu, lagu juga dapat menjadi media untuk memberikan dukungan yang secara tidak langsung di hadapan publik.


Penyebarluasan musik indie yang dapat dengan cepat didengarkan oleh masyarakat luas, tentu memiliki kekuatan dan pengaruh besar bagi masyarakat. Pembentukkan opini melalui lagu juga berpengaruh, sehingga kita sebagai masyarakat harus pandai-pandai dalam menerima opini dalam bentuk media karya seni lagu. Segala macam bentuk karya seni tentu memiliki adanya nilai positif maupun negatif bagi para penikmatnya. Ditambah dengan adanya musik indie yang memiliki kebebasan dalam berkarya dan tanpa batas ini memunculkan beberapa pemikiran yang berbeda-beda pula. Maka dari itu, alangkah lebih baiknya jika kita sebagai pendengar yang bijak dan tidak hanya mengikuti alur atau trend yang sedang berkembang di masyarakat. Perlunya pemahaman mengenai makna lagu untuk tidak menjadikan kesalahpahaman dan beberapa argumen antar seniman dan penikmat.


Referensi

Comments


Subscribe

LOGO UGM.jpg
LOGO KEMANT.jpg

Gd. R. Soegondo lt. 5 FIB UGM
Jl. Sosiohumaniora No. 1
Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Crafting Ethnography 

Departemen Antropologi FIB-UGM

  • Twitter

©2018 'Crafting Etnography' Creative Team

bottom of page