top of page

Menilik Fenomena Perburuan Mobil Bekas di Kawasan Bursa Mobil TVRI

Updated: May 26, 2019

Leonardo Juan dan Fathi Mujadidi.


Pagi itu di hari Minggu, kami (re-Juan dan Jadid) secara impulsif bergegas ke suatu pojok di utara Kota Yogyakarta yang katanya menjadi sentral penjualan mobil bekas terbesar di Yogyakarta. Memang, beberapa waktu belakangan ini Juan sedang ditugasi oleh babe-nya untuk mencari mobil bekas layak pakai untuk kebutuhan transportasi sehari-hari. Rasa-rasanya kurang asyik kalau kami hanya melakukan perburuan di situs e-commerce macam Olx atau carmudi; memang sudah selayaknya dan seharusnya kalau ingin mencari suatu barang, apalagi bekas, harus dilihat bibit-bebet-bobot-nya secara langsung. Langsung saja tanpa berpikir panjang kami menghentakkan kaki dan bergegas dengan motor menyambangi kawasan Jalan Magelang, tepatnya di sekitar kantor TVRI Jogja untuk berburu mobil bekas impian babe-nya Juan.


Sesampainya di kawasan kantor TVRI, kami dibuat bingung bahwa ternyata sekarang lokasi bursa mobil TVRI sudah tidak lagi bermukim di pelataran parkir kantor TVRI. Langsung saja kami mencari parkiran di sekitar sana, dan bertanya dengan petugas parkir mengenai kebingungan kami tersebut. Usut punya usut, ternyata sudah sekitar dua tahun belakangan ini bursa mobil di kantor TVRI dipindahkan ke bursa mobil Carsentro, tepi jalan kawasan TVRI, dan lapangan perempatan Denggung karena ada larangan dari TVRI untuk tidak menjadikan parkirannya sebagai lahan bursa mobil berdasarkan informasi yang kami dapat dari mas-mas tukang parkir.


Melansir dari artikel di KedaulatanRakyat.com, larangan adanya bursa mobil di parkiran TVRI Jogja sudah ditetapkan sejak April 2017, yang kemudian diganti dengan hadirnya Carsentro (Carmudi Sentra Otomotif) yang terletak persis di seberang kantor TVRI Jogja untuk memberikan fasilitas Roco (Research Online Cek Offline) bagi pemburu mobil bekas di Yogyakarta (Sudjatmiko 2017). Hal tersebut pula yang kemudian membuat beberapa penjual mobil yang dulu menjajakan mobilnya di parkiran TVRI memindahkan lapak dagangannya di tepi Jalan Magelang KM 4 dan beberapa lahan parkir disekitar situ. Jujur, kami merasa cukup kudet (kurang update) juga dengan perubahan yang terjadi disini, karena memang terakhir kali saya (re-Juan) menyambangi tempat ini yaitu saat menemani seorang kawan SMA mencari mobil di pelataran TVRI. Tanpa berpikir panjang, kami langsung mengitari area ini untuk mencari mobil bekas.



Pertama-tama, kami mengitari area Carsentro karena kebetulan kami memarkir motor kami di area tersebut. Melihat beberapa mobil yang dijajakan di area ini, kami meduga bahwa mobil-mobil ini adalah mobil yang dijajakan di beberapa dealer mobil bekas di Yogyakarta. Benar saja dugaan kami, mobil-mobil yang dijajakan disini merupakan mobil yang dijual di dealer-dealer mobil bekas di Yogyakarta. Tenda-tenda bertuliskan nama dealer mobil bekas memenuhi area ini. Para sales kemudian saling sahut menawarkan mobil-mobil dagangannya kepada kami saat kami mengitari area ini. Mobil yang didagangkan di area ini pun menurut kami cukup variatif—mulai dari yang murah hingga mahal, mobil Eropa ataupun Jepang, mobil tahun 2000an awal hingga mobil tahun muda—semua tersedia di area ini. Sembari mengitari area ini, kami juga bertanya-tanya dengan sales yang mendagangkan mobil-mobil. Uniknya, beberapa mobil yang didagangkan disini bisa diangsur, dan rata-rata beberapa sales yang kami tanyai lebih menawarkan angsuran daripada membayar secara tunai/cash.


Lain halnya dengan mobil-mobil yang didagangkan di luar area Carsentro. Beberapa mobil yang didagangkan disini variasinya lebih beragam, khususnya untuk variasi mobil dibawah tahun 2000. Perbedaan yang paling mencolok dengan area dalam (Carsentro) adalah di area ini mobil-mobil tidak dilindungi tenda, dan penjualnya pun lebih banyak dan perseorangan, tidak seperti didalam yang didominasi oleh dealer mobil bekas. Untuk orang-orang yang mencari mobil bekas yang harganya jauh lebih murah dengan yang di area Carsentro, mungkin perburuan di daerah pelataran Jalan Magelang ini menjadi bursa mobil yang tepat untuk mereka (contohnya kami sendiri). Persebarannya pun lebih luas daripada yang ada di area Carsentro—mobil yang dijajakan disini tersebar dari pertigaan utara TVRI, tepi jalan, hingga parkiran beberapa gedung yang berada di area ini. Perburuan kami di area ini tentunya menghabiskan waktu yang cukup lama karena area yang lebih luas. Dari beberapa informasi yang kami dapatkan, beberapa pedangang mobil bekas yang menempati tempat ini rata-rata merupakan pindahan dari bursa mobil parkiran TVRI.



Sekitar hampir 4 jam kami menghabiskan pagi kami mengitari kawasan TVRI untuk berburu mobil bekas. Memang, pada akhirnya kami hanya window shopping saja disini, karena Juan belum kunjung menentukan pilihannya—dan tentunya juga Juan masih menunggu persetujuan babe atas beberapa pilihan mobil hasil perburuan kami. Satu hal yang menurut kami menjadi sebuah fenomena unik yang kami temukan disni; bagaimana suatu ruang di perkotaan mampu bertransformasi menjadi ruang alternatif baru dengan tujuan penggunaan yang berbeda dalam kurun waktu tertentu. Fenomena lainnya yang juga kami temui di tempat ini adalah dari amatan kami dengan pengunjung lain yang datang ke kawasan ini. Rata-rata, pengunjung bursa mobil disini adalah pasangan muda yang hendak mencari moda transportasi roda empat yang nyaman untuk berpergian. Amatan ini menurut kami menarik, karena hal tersebut menandakan bahwa kebutuhan mobil sebagai moda transportasi kelas menengah perkotaan ternyata menjadi suatu hal yang penting dewasa ini. Pilihan mobil bekas yang harganya jauh lebih murah mampu mengundang banyak orang, khususnya keluarga muda, untuk datang ke tempat ini.


Bursa Mobil TVRI: Transformasi Ruang Sosial Perkotaan

Hadirnya bursa mobil TVRI ini menurut kami bukan tanpa sebab—sudah pasti hadirnya ruang alternatif semacam ini didasari oleh adanya permintaan pasar yang besar akan mobil bekas di Yogyakarta. Jujur saja, kami kesulitan untuk menelisik sejarah dibangunnya tempat ini di internet, karena kami juga tidak melakukan amatan dan observasi yang mendalam saat mengunjungi kawasan bursa mobil TVRI. Yang jelas, kami menilai adanya bursa mobil seperti ini juga didasari oleh adanya partisipasi aktif dari kelas menengah—entah itu penjual maupun pembeli—untuk menghadirkan ruang transaksi baru. Kebutuhan ruang semacam ini di suatu sudut perkotaan menarik perhatian kami untuk menilik ini lebih jauh lagi.


Melansir dari artikel di Tribunnews.com, sejak April 2017, Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta melarang adanya transaksi jual beli mobil di area parkir TVRI Jogja (Sis 2017). Adanya larangan tersebutlah yang kemudian memunculkan adanya bursa mobil Carsentro yang diinisiasikan oleh e-commerce jual beli mobil online, carmudi.com. Pada artikel tersebut, disebutkan juga bahwa Carmudi.com menghadirkan Carsentro sebagai bursa mobil yang aman dan legal untuk transaksi jual beli mobil bekas. Legalitas yang diargumentasikan oleh pihak Carmudi tersebut yang menurut kami cukup menarik karena mengindikasikan bahwa adanya kontestasi ruang antara yang legal dan yang tidak legal. Legalitas ternyata menjadi suatu validasi yang penting dalam konsep keruangan perkotaan saat ini.


Satu hal yang kemudian menjadi amatan yang menarik perihal konteks keruangan tersebut adalah bagaimana ruang tersebut dibentuk oleh komunitas masyarakat disekitarnya. Permintaan yang tinggi akan transportasi mobil tentunya didasari oleh kebutuhan kelas menengah dalam urusan transportasi. Tanpa bermaksud menyematkan label apapun terhadap fenomena ini, namun kami melihat adanya peran kelas menengah dalam pembentukan kawasan bursa mobil ini cukup signifikan.


Kami jadi teringat dengan salah satu buku yang membahas mengenai konteks gaya hidup dan konsumsi kelas menengah di Indonesia, Consuming Indonesia: Consumption in Indonesia in the Early 21st Century (2015). Kurasawa Aiko dalam buku tersebut berargumen, “if you have a private car, you are a member of the upper class” (Aiko dan Horton 2015, 138). Aiko berpendapat bahwa adanya keinginan kelas menengah di Indonesia untuk mengikuti gaya hidup dan konsumsi kelas atas disebabkan adanya budaya “gengsi” di Indonesia. Adanya budaya gengsi tersebut disebabkan oleh keinginan orang untuk mencari prestise yang dimiliki oleh kelas atas—salah satunya menurut Aiko adalah kepemilikan mobil pribadi.


Pendapat Aiko ini bagi kami cukup kontekstual dengan fenomena yang terjadi di bursa mobil TVRI ini, dimana orang-orang, khususnya kelas menengah muda di Yogyakarta, berbondong-bondong memburu mobil impiannya di bursa mobil bekas ini, termasuk kami sendiri. Walaupun begitu, analisis ini menurut kami tidak bisa dijadikan analisis pasti, karena kami sendiri hanya menyatakan praduga terhadap fenomena ini—terlebih karena kami tidak melakukan penelitian mendalam terhadap fenomena ini.


Ruang Sosial Alternatif sebagai Model Infrastruktur Baru

Perburuan kami yang tadinya impulsif dan iseng-iseng demi memenuhi kebutuhan babe jadi berbuah menjadi sebuah pemikiran yang kami rasakan sendiri cukup menarik. Kami melihat bahwa fenomena ini menjadi sebuah fenomena yang menarik di suatu sudut perkotaan, dimana sebuah infrastruktur dalam waktu tertentu berubah menjadi sebuah ruang sosial alternatif baru yang menghadirkan fenomena-fenomena sosial yang menarik—dimana kami bisa melihat adanya transformasi ruang dan aktivitas kelas menengah di kawasan bursa mobil TVRI ini.


Kami berpendapat bahwa hadirnya ruang seperti bursa mobil ini merupakan suatu upaya pembentukan model infrastruktur baru yang terjadi di perkotaan. Adanya ruang-ruang seperti ini menurut kami menjadi infrastruktur temporer yang ternyata lumrah terbentuk di perkotaan.

Setelah menyambangi bursa mobil ini, ternyata babe belum kunjung menentukan pilihannya. Tapi kami merasa perburuan dan proses pengamatan ini tidak sia-sia—karena akhirnya proses perburuan mobil bekas ini mampu kami tuangkan menjadi sebuah proses fieldwork yang cukup unik dan menarik.


Referensi

1. Aiko, Kurasawa, and William Bradley Horton. 2015. Consuming Indonesia: Consumption in Indonesia in the Early 21st Century. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Sis. 2017. Tribujogja.com. April 2. Accessed May 18, 2019. http://jogja.tribunnews.com/2017/04/02/carsentro-menjamin-transaksi-jual-beli-aman.

3. Sudjatmiko, Tomi. 2017. Krjogja.com. April 2. Accessed May 18, 2019. https://krjogja.com/web/news/read/28830/Cari_Mobil_Bekas_Lebih_Nyaman_dan_Aman_di_Carsentro.

60 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page